Senin, 04 Januari 2010

Jangan Jadi Remaja MusLim KUNO !

AssaLamu'aLaikum...

Ga terasa sekarang sudah berganti tahun lagi. Yup ! Tulisan angka 2010 sudah menyebar dimana-mana. Toko buku, pasar, grosiran, bahkan sekolah-sekolah dan kantor-kantor sudah mencari untung besar-besaran di tahun yang baru ini dengan menjual kalender-kalender yang tentunya lebih up date. Tapi apa yang akan aku bahas di sini ? Persen laba penjualan kalender 2010 ? Bukan ! Tapi kebiasaan ummat Muslim saat tahun baru Masehi tiba.
Hmm... Teman, bukan rahasia umum lagi bahwa pesta tahun baru Masehi dirayakan semeriah mungkin setiap tanggal 1 Januari. Party, hura-hura, tiup terompet, konser, dan bahkan zina ga jarang ada tiap tahun baru ini. Na'udzubillah...
Herannya, kenapa ya selalu harus dengan bersenang-senang yang berlebihan seperti itu ? Duuh bingung ! Bingung ? Kenapa penulis bingung ya ? Apa mungkin penulis orang yang ketinggalan zaman atau mungkin karena penulis ga pernah sama sekali mengenal arti pesta tahun baru beserta atributnya seperti terompet ?
Yaah... Jawaban yang kedua itu yang benar. Kalau ada yang berpikir untuk menjawab dengan jawaban pertama, ga masalah karena memang ga terbesit sedikit pun keinginan ku untuk merayakan tahun baru semacam itu.
Iiihh kuno ! Ketinggalan zaman ! Yee... biarin ! Tapi aku suka dan aku bersyukur jadi orang seperti ini.
Alhamdulilllah, aku bersyukur ounya orang tua yang ga pernah mengenalkan aku sama terompet buat tahun baruan. Sekalipun eTha kecil dan saudaranya nangis merengek-rengek minta terompet tahun baru, sang orang tua tetap bilang TIDAK ! Kedua orang tua bilang itu ga boleh, karena tahun baru bukan untuk dirayakan dengan bersenang-senang dan tahun baru Masehi bukan tahun baru kita, ummat Muslim. Awalnya aku ga pernah mau mengerti. Karena yang aku lihat, betapa menyenangkannnya perayaan tahun baru itu waktu teman-temanku menceritakan penglaman mereka sekeluarga saat merayakan malam tahun baru. Tapi walaupun ingin, tetap saja aku ga pernah bisa ikut merayakannya. Hingga aku tumbuh remaja, pemikiran aku pun berubah. Keinginan untuk merayakannya pun hilang. Malah sebaliknya, aku justru aneh kalau melihat orang-orang Muslim yang ikut senang-senang dengan tahun baru "punya orang".
Apa yang mereka pikirkan ? Bangga kah dengan perbuatan yang mendekati dosa ? Atau belum cukup mendekati, mereka menjerumuskan diri mereka langsung agar puas ? Bahkan kita ga akan mendapat keuntungan merayakannya dari Allah kan ? Justru orang Muslim yang ikut seperti itulah yang KUNO. KUNO karena ga mau mencoba mengetahui dan mengamalkan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Rabbnya, KUNO karena ga tau kalau yang dilakukan itu termasuk dosa, dan KUNO karena lebih memilih neraka dibanding surga. Mereka dengan bangga mempersembahkan diri mereka untuk sesuatu yang ga pernah diajarkan Rasulnya. Mereka lebih suka bersenang-senang di tahun baru Masehi dibanding introspeksi diri dan banyak-banyak mengingat Allah serta banyak bersyukur di tahun baru Hijriyyah yang mungkin sebagian besar dari mereka ga pernah mengenalnya.
Apa maksudnya penulis melarang teman-teman untuk merayakannya ?
Oohoho ! Afwan teman, aku ga pumya maksud menggurui kalian. Itu terserah kalian, keputusan beserta tanggungjawabnya kan kalian yang berhak. Aku cuma pingin menyampaikan apa yang aku tau. Jadi yaa... gitu !
Tapi apa artinya kita boleh merayakannya juga ?
Jawabannya, yup ! Boleh ! Tapi boleh dalam artian yang bagaimana ?
Tentu bukan dengan ikut foya-foya dan hura-hura seperti yang sudah disebutkan tadi, tapi dengan tidur pulas tanpa ada keinginan merayakannya. Tidur ? Kok tidur ? Iya laah... Mending gitu kan daripada ikutan pesta !
hehehe
Tapi teman, lebih baiknya lagi dengan memperbanyak ibadah. Ibadah di sini bisa kita lakukan dengan tahajjud bersama keluarga yang mungkin waktu itu sedang berkumpul, atau bagi anak kos-kosan seperti aku ini, ngerjainnya bareng teman-teman kosnya atau teman kuliahnya. Tapi kalau teman kamu ga mau, ya udah... ga usah maksain maunya kamu ya ! Kan masih bisa shalat sendiri di kamar, justru lebih enak gitu kan ? Habis shalat bisa ngaji, selain itu kita juga bisa introspeksi diri dengan memohon ampun atas dosa-dosa yang udah kita kerjakan di tahun-tahun sebelumnya. Insya Allah, yakin banget deh kalau yang kayak gitu lebih indah dan bikin senang dibanding hura-hura GeJe gitu ! (baca: Ga Jelas).
Sekarang udah siap untuk jadi orang yang ga KUNO lagi kan ?
Sippirilli ?
Well, Bukan berarti penulis lepas dari kesalahan lho... Lewat tulisan sendiri, aku juga masih dalam proses belajar. Jadinya sama, aku belajar dan teman-teman juga belajar. Ga ada yang udah sepenuhnya penulis amalkan seperti apa yang sudah aku tulis karena aku pun orang awam biasa yang masih perlu banyak pembenahan.
Udah ya ! Panjang lebarnya yang aku tulis moga bermanfaat buat semua yang baca khususnya remaja Muslim, termasuk penulis sendiri. Amiin...
hihihi (^_^)

wassaLamu'aLaikum....

by: Meta Ayu Fitrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar